Dari Karangploso, Inovasi Pemanis dan Serat Terus Bertumbuh
Repost: www.kompasiana.com
Kebun Karang Ploso bukan sekadar hamparan tanaman. Di tempat inilah kerja panjang perakitan dan pengujian teknologi tanaman pemanis dan serat dijalankan secara konsisten. Saat Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan, Dr. Ir. Ketut Kariyasa, M.Si, berkunjung ke BRMP TAS (Senin, 29/12/2025), kebun ini menjadi etalase nyata dari capaian kinerja sekaligus arah besar modernisasi perkebunan ke depan.
Usai meninjau langsung kebun percobaan dan plasma nutfah tebu di Karang Ploso, agenda dilanjutkan dengan pertemuan bersama seluruh karyawan BRMP TAS di Aula Balai. Suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat, mencerminkan kebersamaan antara pimpinan dan seluruh insan balai dalam satu tujuan besar: menghadirkan inovasi perkebunan yang berdampak nyata.
Pertemuan di Aula ini dihadiri oleh seluruh karyawan BRMP TAS, serta para pengelola kebun yang memiliki peran strategis di lapangan. Hadir Kepala Kebun Karang Ploso dan Kepala Kebun Muktiharjo, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan kebun sumber, plasma nutfah, dan kegiatan perakitan teknologi. Kehadiran para kepala kebun mempertegas bahwa capaian balai tidak terlepas dari kerja lapangan yang konsisten dan berkesinambungan.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BRMP TAS, Dr. Sri Suhesti, menyampaikan paparan capaian kinerja balai tahun 2025. Paparan ini menjadi refleksi kerja kolektif seluruh tim, mulai dari pengelolaan kebun percobaan, laboratorium, layanan teknis, hingga pendayagunaan hasil inovasi. Capaian tersebut menunjukkan bahwa BRMP TAS tidak hanya menjalankan fungsi administratif dan teknis, tetapi juga mampu mendorong kinerja yang produktif, akuntabel, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan pertanian perkebunan.
Sebagai balai yang mengemban mandat strategis, BRMP Tanaman Pemanis dan Serat sepanjang tahun 2025 menunjukkan kinerja yang solid, baik dari sisi teknis maupun tata kelola. Dengan pagu anggaran lebih dari Rp12,47 miliar, BRMP TAS tidak hanya memastikan roda organisasi berjalan, tetapi juga mampu mendorong nilai tambah melalui layanan pengujian, perbenihan, dan penyebarluasan standar instrumen perkebunan.
Salah satu capaian yang mencolok adalah realisasi PNBP. Dari target sekitar Rp665 juta, realisasi PNBP hingga akhir Desember 2025 mencapai lebih dari Rp1,34 miliar, atau melampaui 200 persen dari target. Capaian ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap layanan laboratorium, pengujian, serta aktivitas teknis lainnya yang dijalankan BRMP TAS.
Di balik angka-angka tersebut, terdapat kerja sunyi yang tidak kalah penting: pengelolaan plasma nutfah tebu dan komoditas pemanis-serat lainnya. Plasma nutfah ini menjadi fondasi utama perakitan varietas unggul baru, baik untuk produktivitas tinggi, rendemen optimal, maupun toleransi terhadap cekaman lingkungan. Dalam kunjungan lapangan, perhatian Kepala Pusat tertuju pada bagaimana kebun sumber ini dijaga keberlanjutannya, karena dari sinilah inovasi varietas nasional bermula.
Peran laboratorium juga menjadi penopang utama. Sepanjang 2025, BRMP TAS melayani puluhan permohonan pengujian dengan ratusan sampel dari berbagai daerah. Upaya perluasan ruang lingkup akreditasi terus dilakukan, mencakup pengujian benih tebu dan parameter mutu tembakau. Modernisasi laboratorium diperkuat melalui kalibrasi alat, uji profisiensi, audit internal, serta penguatan sistem jaminan mutu, sebagai bagian dari komitmen menjaga kredibilitas hasil pengujian.
Di sisi lain, BRMP TAS juga aktif dalam pendayagunaan hasil, mulai dari bimbingan teknis, magang dan PKL, layanan informasi berbasis aplikasi, hingga sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk benih tebu, tembakau, dan wijen. Aktivitas ini menegaskan bahwa hasil perakitan dan pengujian tidak berhenti di balai, tetapi didorong untuk sampai ke pengguna akhir: petani, pelaku usaha, dan pemerintah daerah.
Kesiapan memasuki tahun 2026, arah kerja BRMP TAS semakin tegas pada modernisasi dan pertanian presisi. Rencana kerja diarahkan pada peningkatan kualitas perbenihan tebu melalui kultur jaringan, pengembangan budchip, smart greenhouse, hingga pemanfaatan drone untuk pemupukan, pengendalian gulma, dan OPT. Perakitan varietas unggul tebu toleran kekeringan, salinitas, serta masak awal dengan rendemen tinggi menjadi prioritas, sejalan dengan tantangan perubahan iklim dan kebutuhan industri gula nasional.
Dalam dialog dan arahan yang disampaikan, Kepala Pusat menekankan pentingnya menjaga semangat kolaborasi antara kebun, laboratorium, dan manajemen. Kebun percobaan harus terus hidup, adaptif, dan mampu menjawab tantangan ke depan, sementara inovasi yang dihasilkan perlu diarahkan agar semakin dekat dengan kebutuhan petani dan industri.
Kepala Pusat juga menyoroti pengelolaan kebun dan pemanfaatan PNBP yang selama ini dihasilkan oleh BRMP TAS. Capaian PNBP yang melampaui target dinilai sebagai modal kuat bagi balai untuk melangkah lebih jauh dalam penguatan kelembagaan.
Kepala Pusat mendorong agar BRMP TAS mulai diarahkan menjadi Balai dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Dengan status BLU, balai diharapkan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola pendapatan yang dihasilkan dari kebun, laboratorium, dan layanan teknis lainnya. Pengelolaan tersebut tidak hanya ditujukan untuk keberlanjutan operasional kebun dan sarana prasarana, tetapi juga untuk memperkuat kesejahteraan karyawan dan kemandirian rumah tangga balai.
Kunjungan kerja Kepala BRMP Perkebunan di Karang Ploso menjadi penegasan bahwa kebun percobaan, laboratorium, dan sumber daya manusia di BRMP TAS adalah satu kesatuan ekosistem inovasi. Dari sinilah modernisasi pertanian perkebunan dibangun berangkat dari plasma nutfah, diuji melalui sains, dan diarahkan untuk memberi manfaat nyata bagi pembangunan pertanian Indonesia.